02. Effort to Win His Heart

Inspired from Xinxin.

“Haduh! Makan mana ya udah malam gini?” gumam Sonya mencengkram kemudi erat sembari memajukan kepala melirik restauran yang ada di kiri dan kanan jalanan.

Sonya menyesal mengikuti agenda himpunan sampai malam. Sedikit menggerutu kenapa juga dia masih harus mengurus himpunan. Salah kampus yang mengubah aturan masa kepengurusan himpunan dari Juli-Juni menjadi Januari-Desember. Angkatan Sonya terpaksa menambah satu semester lagi untuk menjabat.

Sebelum ada tanggungan lulus cepatㅡkuburan yang Sonya gali sendiri, mungkin masih hal mudah bagi gadis berusia 23 tahun ini. Namun sekarang, semua hal harus Sonya selesaikan dan hal ini sangat menguras tenaga, jiwa serta waktu. Sonya bahkan lupa kapan terakhir ia menghibur diri selama tiga bulan terakhir. Yang ia lakukan selalu pulang ke rumah, mandi, makan sisa lauk yang ada, dan langsung tidur. Sonya bangun di pagi hari untuk melanjutkan aktivitas, begitu terus berulang-kali.

Jam di dashboard menunjukkan pukul 8 malam. Sonya pulang dari kampus pun sendirian. Definisi jomblo sesungguhnya!

Sonya menggumam, “Coba si Alfansyah kagak ngasih syarat susah begini buat jadi pacar doi, enggak bakal gue gila begini. Kalau gue kagak sayang, udah gue jedor itu kepala pake timah panasnya Papi.” Papi Sonya adalah seorang polisi, fyi.

Ah! Restauran pasta itu aja deh. Dah lama enggak ke situ!” pekik Sonya dengan tatapan berbinar. Gadis itu pasang sign ke kanan, lalu menyebrang cepat memasuki parkiran.

Setelah memberi kunci pada petugas vallet, Sonya melangkah ke dalam dan langsung dilayani waitress yang sudah gadis itu kenal. Lokasi restauran dekat dari komplek perumahan Sonya, wajar ia sering bertandang.

“Kak Sonya! Lama enggak ke sini. Sendiri aja?”